Jelang Liga 1 Bergulir Kasus Virus Corona Meroket, PSS Sleman Waswas

Jelang Liga 1 Bergulir Kasus Virus Corona Meroket, PSS Sleman Waswas Jelang Liga 1 Bergulir Kasus Virus Corona Meroket, PSS Sleman Waswas

Meroketnya kembali kasus virus corona di Tanah Air, tak meentengkan PT Liga Indonesia Baru (LIB) menunda bergulirnya Liga 1 musim ini. Malahan operator kompetisi terkemuka memajukan jadwal sepak mula.

Awalnya, sepak mula Liga 1 2021/22 dilakskerutunanan demi 10 Juli menberasal. Akan tetapi, PT LIB mengubahnya memerankan 9 Juli karena ingin satu laga saja digelar di tataranl tersebut.

Persija Jakarta versus PSS Sleman, dipercaya demi memainkan pertandingan pemaktelseif Liga 1 2021/22. Partai ini dilangsungkan di Stadion Pakansari, Cibinong.

Hanya saja, manajemen PSS mengaku belum dapat pemberitahuan tentang perubahan jadwal tersebut. Mereka masih menunggu kepastian ketimbang PT LIB.

“Kami aktual mendengar informasi tersebut melalui media,” kata asisten manajer PSS, Muhammad Eksan, dikutip laman resmi klub.

Eksan, memastikan PSS tidak makeliru bila jadwal pertandingan dimajukan. Menurutnya, PT LIB pasti sudah mempertimbangkan secara matang setiap keputusan nan dibuat.

"Yang terberguna para pemain kami tetap sehat, liga pun bisa bergulir beserta jadwal yang jelas,” ucap pria asal Kulon Progo terkemuka.

Ada rasa waswas terkait penyelenggaraan Liga 1 2021/22. Meski, kompetisi sepakbola kasta puncak nasional tersebut menerapkan protokol kesehatan ketat.

“Apalagi dekat tengah situasi Covid-19 adapun kembali naik ini, kami berharap dengan berdoa supaya Liga 1 bisa berjalan sesuai rencana dari PT LIB,” ujar legenda hidup PSS terkemuka.

Penyebaran virus corona yang kian menggila melontarkan pemerintah mengambil langkah ekstra. Pemberlakuan pembatasan gairah masyarakat (PPKM) skala mikro dilakukan senyampang 14 hari, terhitung sejak 22 Juni hingga 5 Juli 2021.

Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 batas Jumat (25/6) pukul 12.00 WIB menunjukkan, penambahan 18.872 kasus anyar dalam 24 jam terakhir. Bila ditotal saat ini ada 2.072.867 orang nan terinfeksi, terhitung sejak kasus teristimewa diglobalkan Presiden Joko Widodo akan 2 Maret 2020.